Dahulu kala ada dua orang sahabat yang bernama Abas dan Abdul yang sudah sejak lama bersahabat. Abdul adalah seorang petani yang biasa bekerja keras sedangkan Abas adalah seorang pedagang yang rajin. Jika Abas dalam kesulitan Abdul selalu membantu kesulitannya. Sebaliknya, Abdul dalam kesulitan Abas membantunya. Kedua sahabat itu sangat rukun. Abas memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Abu. Abu sering membantu sang Ayah bekerja dan ia juga anak yang sholeh dan juga rajin beribadah. Sedang Abdul memiliki anak perempuan yang bernama Aminah yang selalu membantu Ayahnya di pertanian dan ia juga rajin beribadah. Sebagai sahabat sering kali berkunjung satu sama lain dan mereka juga menyertakan anak-anaknya. Dari sanalah anak mereka saling mengenal dan diam-diam mereka saling tertarik, tapi keduanya tidak memiliki keberanian berterus terang terhadap orang tua masing-masing.
Welcome
Senin, 07 April 2008
RUKUN DAN KOMPAK
Suatu ketika Abdul berniat untuk menambah lahan pertaniannya dan niatnya disampaikan pada sahabatnya. Abas menerima niatnya Abdul. Kemudian mereka bersama-sama menuju ketempat lahan yang akan dijual. Setelah Abdul selesai melihat-lihat lahan Abas ternyata cocok dengan keinginannya, maka dibuat kesepakatan. Dengan harga kesepakatan seribu dinar. Kemudian Abdul pulang dengan hati senang, di rumah dia bercerita kepada anak perempuannya , bahwa dia telah mendapat lahan tambahan. Esok harinya, Abdul berangkat kekota untuk mencari bibit tanaman. Setelah itu, Abdul dan anak perempuannya mulai menggarap lahan yang baru itu, mereka menanami lahan dengan bibit kopi komoditi ekspor. Ketika sedang mencangkul tanah untuk lubang bibit, saat ia mencangkul ke tanah cangkul mengenai suatu benda “ Criiing “, ia penasaran dan ingin tahu apa sebenarnya yang ada di dalam tanah tersebut. Ternyata, yang ia temukan adalah Bokor Emas, kemudian Abdul begegas pergi ke sahabatnya untuk mengembalikan bokor emas yang bukan hak miliknya. Sesampai di rumah sahabatnya, Abdul berkata, “ sahabatku ini aku kembalikan bokor emas milikmu, aku temukan dalam lahan yang ku beli darimu; Abas berkata, “maaf sahabatku, aku menjual lahan itu tentu saja beserta isinya, jadi pasti bukan milikku”. Karena bokor emas ini mereka menjadi bingung harus bagaimana. Akhirnya masalah mereka diserahkan ke Nabi. Pada besok harinya mereka berangkat ketempat Nabi sesampai disana mereka menyampaikan maksud permasalahan mereka. Kemudian Nabi diam sejenak dan Beliau mengajukan pertanyaan terhadap keduannya. Nabi bertanya kepada keduannya “ Hai, penjual tanah apakah kamu memiliki anak yang sudah cukup usia nikah, kemudian dia menjawab “ anak laki-laki, Nabi !” sebaliknya Nabi bertanya kepada pembeli tanah; ia menjawab, “ anak perempuan, Nabi!”. Kemudian Nabi menjawab permasalahan mereka. “ kalau memang begitu, bokor emas tersebut dijual kemudian uangnya untuk biaya pernikahan anak-anak kalian”. Keduanya sangat senang, Nabi telah menentukan hukum pada bokor emas tersebut, dapat membawa barokah untuk mereka dan kedua anaknya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar