Read More...... Read More...... Read More......

Welcome

Selasa, 11 November 2008

KEPUTUSAN FATWA TENTANG TERORISME

KEPUTUSAN FATWA
MAJELIS ULAMA INDONEISA
Nomor 3 Tahun 2004
Tentang
TERORISME

Majelis Ulama Indonesia setelah

MENIMBANG :

  1. bahwa tindakan terorisme dengan berbagai bentuknya yang terjadi akhir-akhir ini di beberapa negara, termasuk Indonesia, telah menim-bulkan kerugian harta dan jiwa serta rasa tidak aman di kalangan masyarakat;
  2. bahwa terhadap tindakan terorisme terjadi bebe-rapa persepsi: sebagian mengang-gapnya sebagai ajaran agama Islam, dan karena itu, ajaran agama Islam dan umat Islam harus diwaspadai; sedang sebagian yang lain menganggapnya sebagai jihad yang diajarkan oleh Islam; dan karenanya harus dilaksanakan walaupun harus dengan menanggung resiko terhadap harta dan jiwa sendiri maupun orang lain;
  3. bahwa Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa seIndone-sia pada tanggal 22 Syawwal 1424 H./16 Desember 2003 telah menfatwakan tentang Terorisme;
  4. bahwa oleh karena itu, Majelis Ulama Indonesia memandang perlu mene-tapkan fatwa tentang Terorisme untuk dijadi-kan pedoman.
MENGINGAT :
  1. Firman Allah SWT, antara lain:
    “Sesungguhnya balasan bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan berusaha melakukan kerusakan di muka bumi, yaitu mereka dibunuh atau disalib atau dipotong tangan dan kaki mereka secara bersilang. Yang demikian itu suatu kehinaan bagi mereka di dunia sedangkan di akhirat mereka mendapat siksa yang pedih.” (QS Al-Maidah [5] : 33).
    “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa menolong mereka, yaitu orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar kecuali mereka hanya berkata Tuhan kami hanyalah Allah” (QS. Al-Hajj [22] : 39-40)
    “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang yang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang-kan Allah mengeta-huinya.” (QS. al-Anfal [8] : 60).
    “Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepada kamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melang-gar dan dianiaya maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah” (QS An-Nisa’ [4]: 29-30) “Barang siapa yang membunuh seorang manusia bukan karena orang itu membunuh orang lain atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi maka seakan-akan ia telah membunuh manusia seluruhnya…” (QS. Al-Maidah [5] : 32) “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebina-saan…” (QS. al-Baqarah [2]: 195)
  2. Hadis Nabi saw :
    1. “Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti orang muslim lainnya” (HR. Abu Dawud).
    2. “Barang siapa mengacungkan senjata tajam kepada saudaranya (muslim) maka Malaikat akan melaknatnya sehing-ga ia berhenti” (HR. Muslim).
    3. “Barangsiapa yang menjatuhkan diri dari sebuah gunung lalu ia terbunuh maka ia akan masuk neraka dalam keadaan terhempas di dalamnya, kekal lagi dikekalkan di dalamnya selama-lamanya” (HR. Bukhari dan Muslim dari al-Dhahhak).
Qa'idah Fiqhiyah :
  1. “Dharar yang bersifat khusus harus ditanggung untuk menghindarkan dharar yang bersifat umum (lebih luas).”
  2. “Apabila terdapat dua mafsadat yang saling bertentangan maka harus diperhatikan salah satu-nya dengan mengambil dharar yang lebih ringan.”
MEMPERHATIKAN :
  1. Terorisme telah meme-nuhi unsur tindak pidana (jarimah) hirabah dalam khazanah fiqih Islam. Para fuqaha mendefinisikan al-muharib (pelaku hirabah) dengan:
    “Orang yang mengangkat senjata melawan orang banyak dan menakut-nakuti mereka (menimbul-kan rasa takut di kalangan masyarakat).”
  2. Keputusan Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia tentang Fatwa Terorisme, tanggal 22 Syawwal 1424/16 Desem-ber 2003.
  3. Keputusan Rapat Komisi Fatwa MUI, tanggal 05 Dzulhijjah 1424/24 Januari 2004.

Dengan memohon ridho Allah SWT.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : FATWA TENTANG TERORISME
Pertama : Ketentuan Umum

    Pengertian Terorisme & Perbedaannya dengan Jihad
  1. Terorisme adalah tindakan kejahatan terhadap kema-nusiaan dan peradaban yang menimbulkan ancaman serius terhadap kedaulatan negara, bahaya terhadap keamanan, per-damaian dunia serta merugikan kesejahteraan masyarakat. Terorisme adalah salah satu bentuk kejahatan yang diorgani-sasi dengan baik (well organized), bersifat trans-nasional dan digolongkan sebagai kejahatan luar biasa (extra-ordinary crime) yang tidak membeda-bedakan sasaran (indiskrimatif).
  2. Jihad mengandung dua pengertian :
  3. Liberalisme adalah memahami nash-nash agama (Al-Qur’an & Sunnaah) dengan menggunakan akal pikiran yang bebas; dan hanya menerima doktrin-doktrin agama yang sesuai dengan akal pikiran semata.
    1. Segala usaha dan upaya sekuat tenaga serta kesediaan untuk me-nanggung kesulitan di dalam memerangi dan menahan agresi musuh dalam segala bentuknya. Jihad dalam pengertian ini juga disebut al-qital atau al-harb.
    2. Segala upaya yang sungguh-sungguh dan berkelanjutan untuk menjaga dan meninggikan agama Allah (li i’laai kalimatillah).
  4. Perbedaan antara Terorisme dengan Jihad:
    1. Terorisme:
      1. Sifatnya merusak (ifsad) dan anarkhis / chaos (faudha).
      2. Tujuannya untuk menciptakan rasa takut dan/atau menghan-curkan pihak lain.
      3. Dilakukan tanpa aturan dan sasaran tanpa batas.

  5. Jihad:
    1. Sifatnya melakukan perbaikan (ishlah) sekalipun dengan cara peperangan.
    2. Tujuannya menegak-kan agama Allah dan / atau membela hak-hak pihak yang terzholimi.
    3. Dilakukan dengan mengikuti aturan yang ditentukan oleh syari’at dengan sasaran musuh yang sudah jelas

Kedua : Hukum Melakukan Teror dan Jihad
  1. Hukum melakukan teror adalah haram, baik dilakukan oleh per-orangan, kelompok, maupun negara.
  2. Hukum melakukan jihad adalah wajib

Ketiga : Bom Bunuh Diri dan ‘Amaliyah al-Istisyhad
  1. Orang yang bunuh diri itu membunuh dirinya untuk kepentingan pribadinya sendiri sementara pelaku ‘amaliyah al-istisyhad mempersembahkan diri-nya sebagai korban demi agama dan umatnya. Orang yang bunuh diri adalah orang yang pesimis atas dirinya dan atas ketentuan Allah sedang-kan pelaku ‘amaliyah al-Istisyhad adalah manusia yang seluruh cita-citanya tertuju untuk mencari rahmat dan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
  2. Bom bunuh diri hukumnya haram karena merupakan salah satu bentuk tindakan keputus-asaan (al-ya’su) dan mencelakakan diri sendiri (ihlak an-nafs), baik dilakukan di daerah damai (dar al-shulh/dar al-salam /dar al-da’wah) maupun di daerah perang (dar al-harb).
  3. ‘Amaliyah al-Istisyhad (tindakan mencari kesyahidan) dibolehkan karena merupakan bagian dari jihad bin-nafsi yang dilakukan di daerah perang (dar al-harb) atau dalam keadaan perang dengan tujuan untuk menimbulkan rasa takut (irhab) dan kerugian yang lebih besar di pihak musuh Islam, termasuk melaku-kan tindakan yang dapat mengakibatkan terbunuh-nya diri sendiri. ‘Amaliyah al-Istisyhad berbeda dengan bunuh diri


Ditetapkan di: Jakarta
Pada tanggal: 05 Dzulhijjah 424 H
24 Januari 2004 M


KOMISI FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua, Sekretaris,


K.H. MA’RUF AMIN HASANUDIN

_________________________________________________________________

Sabtu, 08 November 2008

Anak Suka Merengek? Ketahui Penangkalnya


Apakah wajah sedih hendak menangis dengan suara khas dengan rengekan hal yang biasa Anda dengar dari anak? Tak jarang, merengek disertai dengan tingkah lain seperti berteriak atau menghentakkan kaki dengan keras.

Sebaiknya Anda berhati-hati, hal itu bisa menjadi senjata si kecil terhadap Anda agar selalu memenuhi keinginnanya.

Merengek biasanya dilakukan anak dengan mengeluarkan suara-suara khas dengan nada yang lebih tinggi dari berbicara secara normal. Merengek pada anak-anak biasanya menunjukkan ketidakberdayaan, sambil menyebutkan keinginan demi meraih perhatian orang.

Seringkali merengek dianggap adalah perilaku yang lazim pada anak usia bawah lima tahun (balita). Namun, tidak jarang orangtua merasa terganggu dengan rengekan tersebut.

Menurut Stephen Lansdowne, seorang psikolog sekolah di Austin, texas, merengek adalah evolusi alamiah perilaku mencari-perhatian. Perilaku itu sudah ada sejak anak bayi, yaitu dalam bentuk tangisan dan kerewelan.

Umumnya, orangtua memberi respon negatif ketika anak balitanya merengek. Dengan menujukkan ekspresi kesal, jengkel dan marah, orangtua ingin memberitahu mereka merasa terganggu, dan berharap anak berhenti merengek. Sayangnya, apa yang orangtua lakukan justru mengakibatkan yang sebaliknya.

Kathy Lynn, Penulis Who’s In Charge Anyway? mengatakan, alasan utama anak-anak merengek adalah karena cara tersebut berhasil. Rengekan akan segera menarik perhatian orangtua, diikuti respon.

“Rengekan ialah tingkah laku tipikal terutama untuk anak-anak usia tiga tahun. Beberapa orangtua dari batita tersebut merasa anak-anak mereka merengek setiap hari,” ujar Kathy.

Memang sulit untuk orangtua mengabaikan suara rengekan anak. Terutama, suara tersebut sangat mengganggu. Sehingga dapat mempengaruhi bahasa tubuh orangtua yang mengirimkan respon berupa pesan secara tidak sadar kepada anak.

“Hal ini biasanya tetap terjadi meskipun orangtua sudah berusaha untuk pura-pura tidak mendengar,” tukas Kathy.

Hal senada diungkapkan Dr. A. Lynn Scoresby, Penulis Help Your Child Stop Whining. Dia mengungkapkan, apabila seorang anak balita terus-terusan merengek tiap kali menginginkan sesuatu, maka kemungkinan besar itu disebabkan ia tahu rengekannya biasanya membawa hasil.

Jane Nielsen, rekan-penulis buku Positive Discipline for Pre-schoolers mengatakan, anak-anak melakukan apa saja yang membuahkan hasil.

“Anak yang suka merengek itu mencari respon. Respon apa saja, kata Nielsen. Dengan kata lain, kalau respon positif tidak didapat, respon negatif pun tidak masalah,” kata Jane.

Sedangkan Patti Wollman Greenberg, Penulis buku Behind the Playdough Curtain mengatakan, rengekan membuahkan hasil, terutama bila orangtua anak balita menunjukkan mereka sangat terganggu karenanya.

“Mengetahui orangtuanya terganggu, rengekan bisa dijadikan senjata utama dalam uji coba gudang senjata oleh anak usia empat tahun, secara terus-menerus,” kata Patti.

Segera ketika anak mengetahui rengekannya tidak membuahkan hasil, ujar Kathy Lynn, maka anak akan segera menghentikan rengekannya. Jika orangtua tidak tahan, segera tinggalkan ruangan untuk membuktikan rengekannya tidak berhasil.

“Minta anak untuk mengulangi kalimatnya dengan bahasa yang benar, sebelum orangtua merespon. Membuat rengekannya menjadi masalah besar, justru akan mendorongnya untuk merengek lebih keras,” imbuhnya. (ri)

Tips Menghentikan Rengekan

  • Ajarkan komunikasi eEfektif. Berilah contoh yang baik bagaimana cara berkomunikasi yang efektif. Jika si kecil menginginkan sesuatu, ajarkan dia berkata, "Ma,aku mau mobilan itu. Boleh, tidak?” Selain itu, biasakan anak untuk membagi perasaannya. Seorang anak yang dapat mengutarakan perasaannya, kemungkinan besar tak akan merengek.
  • Beri perhatian. Anak kerap merengek karena ingin mendapatkan perhatian orangtuanya. Sesibuk apa pun Anda, sebaiknya jangan lupa untuk memberi perhatian. Misalnya, dengan meneleponnya saat Anda sibuk di kantor atau sedang tak ada di rumah. Hal itu bisamembuat anak merasa diperhatikan.
  • Alihkan konsentrasi. Saat anak meminta sesuatu sambil menangis, jelaskan rengekannya itu tidak akan berhasil Anda hanya mau mendengarkannya jika dia menggunakan suara biasa. Bila cara tersebut tak berhasil, tak ada salahnya Anda mengalihkan konsentrasinya pada hal lain yang menarik perhatiannya.
  • Biarkan anak membuat keputusan. Bantulah anak agar lebih punya kontrol terhadap dirinya. Biarkan diamembuat keputusan sederhana sesuai keinginannya,seperti memilih baju yang akan dipakai, mainan yang akan digunakan, atau buku yang akan Anda bacakan.Ini akan menjadi pelajaran baginya tentang caraberkomunikasi tanpa perlu merengek.
  • Berikan penghargaan. Ajarkan anak meminta sesuatu secara sopan meski cara ini tak menjamin permintaannya dipenuhi. Nah, jika rengekan si kecil mulai berkurang atau dia meminta sesuatu dengan manis, berikan reward. Penghargaan tak harus berbentuk barang. Pujian Anda yang tulus juga bisa membuat anak senang.
  • Orangtua jangan merengek. Jika sekali waktu, tanpa sadar, Anda meminta pada anak atau pasangan, dengan cara merengek, jangan salahkan anak bila mencontohnya. Menirukan rengekan hanya akan membuat si kecil malu, namun tidak dapat menghentikannya.
  • Penuhi kebutuhan dasar. Kondisi lelah, lapar, atau sakit bisa membuat anak rewel dan suka merengek. Karenanya, pastikan kebutuhan dasar anak terpenuhi secara cukup. Selain itu, janganlupa, pastikan rumah Anda dalam keadaan tenang dannyaman. Kondisi rumah yang bising dan tak terawat juga bisa membuat anak tak betah sehingga dia reweldan merengek. (ri)
sumber : http://www.republika.co.id/berita/12260.html

__________________________________________________________________

Rabu, 08 Oktober 2008

Tiga tipe manusia berdasarkan aktifitasnya.

_______________________________________

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ ٭ فاطر ٣٢

Kemudian aku wariskan kitab kepada orang2 yang telah aku pilih dari hambaku, maka sebagian dari mereka orang yang aniaya pada dirinya dan sebagian dari mereka orang yang sedang dan sebagian dari mereka orang yang bercepat pada kebaikan dengan idzin Alloh. Demikian itu keuntungan yang besar.


Berdasarkan latar belakang penggerak aktifitas/pengamalannya; manusia dapat digolongkan menjadi tiga (3) tipe mental yaitu: Tipe mental Pejuang, Tipe mental Pekerja, dan Tipe mental Penjahat.

baca selengkapnya :
Tiga tipe manusia ___________________________________________________________________

Senin, 11 Agustus 2008

TINGKAT MORALITAS ISLAM DALAM QUR'AN DAN HADITS

Menurut Al-Qur`an dan sunnah Rosul, moralitas islam terdiri dari tiga tingkatan ialah : iman, islam dan ihsan, dan susunan tersebut bersifat alamiah, artinya tingkatan berikut lahir dari tingkatan sebelumnya yang berfungsi sebagai dasar.

Marilah kita simak dalil berikut :

كَانَ النَّبِىُ صلى الله عليه وسلم بَارِزًا لِلنَّاسِ فَأَتَاهُ جِبْرِيْلُ فَقَالَ مَا الإِيْمَانُ قَالَ الإِيْمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَبِلِقَائِهِ وَرُسُلِهِ وَتُؤْمِنَ بِالْبَعْثِ قَالَ مَا الإِسْلاَمُ قَالَ الإِسْلاَمُ أَنْ تَعْبَدَ اللهَ وَلاَ تُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَتَقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤَدِّيَ الزَّكَاةَ الْمَفْرُوْضَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ قَالَ مَا الإِحْسَانُ قَالَ أَنْ تَعْبَدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ ... الحديث * رواه البخارى

“Suatu hari Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam ada diantara manusia, Jibril datang pada Nabi, maka Jibril bertanya : apakah iman ? Nabi berkata : iman adalah jika engkau iman kepada Alloh, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, bertemu kepadaNya, rosul-rosulNya dan iman kepada hari kebangkitan. Jibril bertanya : apakah islam ? Nabi berkata : islam adalah jika engkau menyembah kepada Alloh, engkau tidak mensekutukanNya sedikitpun, engkau menetapi sholat, engkau mendatangkan zakat yang diwajibkan dan engkau berpuasa romadlon. Jibril bertanya : apakah ihsan ? Nabi berkata : bahwa jika engkau menyembah kepada Alloh seolah-olah engkau melihatnya, jika tidak bisa maka Alloh melihatmu . . .”

Menurut Al-Qur`an dan sunnah Rosul sebagai tersebut diatas, moralitas islam terdiri dari tiga tingkatan ialah : iman, islam dan ihsan, dan susunan tersebut bersifat alamiah, artinya tingkatan berikut lahir dari tingkatan sebelumnya yang berfungsi sebagai dasar.

Kalau tingkat pertama tidak kuat, tidak dapat dibayangkan akan bisa didirikan tingkat kedua, ibarat bangunan maka iman adalah fundamennya, diatas fundamen itu didirikan bangunan islam dan ihsan.

Dari perumpamaan itu jelaslah bahwa selama iman yang merupakan dasar dari islam dan ihsan tidak ada, tidak mungkin ada islam dan ihsan dalam bentuk apapun juga. Demikian pula jika iman lemah dan goncang, tidak mungkin didirikan di atasnya bangunan apapun, kalau didirikan juga tentu bangunan tersebut akan mempunyai fundamen yang goncang dan goyah.

Begitu juga kalau iman sempit dan terbatas, maka sudah pasti islam dan ihsan akan mengikuti batas iman, tidak akan melebihi selamanya. Selama iman tidak benar, tidak kuat dan tidak luas aspek-aspeknya, maka seseorang yang mengerti agama tidak dapat membayangkan akan bisa didirikan di atasnya bangunan islam dan ihsan. Ia semestinya mementingkan lebih dahulu memperbaiki menata dan meluaskan islamnya sebelum ihsan. Akan tetapi yang banyak kita saksikan masa kini, manusia melupakan susunan yang alamiah ini, mereka tidak meperhatikannya. Mereka mendirikan bangunan ihsan yang menjulang tinggi sebelum mereka mengokohkan sendi iman, islam dan taqwa terlebih dahulu. Yang lebih menyedihkan dan memprihatinkan lagi adalah banyak orang yang menggambarkan iman dan islam dalam pikiran mereka dengan gambaran yang terbatas. Mereka mengira telah berhasil menyempurnakan islam bila mereka telah mencurahkan penampilan fisik, pakaian, duduk, berdiri, makan, minum dan amalan-amalan dhohir lainnya ke dalam suatu cetakan tertentu, kemudian mereka merasa sudah mencapai derajat ihsan yang paling tinggi bila mereka telah mengerjakan beberapa sholat sunnah, dzikir, wirid dan amalan-amalan sunnah lainnya dalam kadar tertentu, akan tetapi yang banyak kita saksikan dari kehidupan mereka yang mengaku muhsinin itu adalah adanya beberapa isyarat sebagai saksi bicara yang menunjukkan bahwa mereka belum lagi mendirikan bangunan iman di atas dasar yang kuat dan kokoh.

Selama kesalahan-kesalahan ini masih tetap ada, jangan harapkan selamanya kita akan berhasil melengkapi alat-alat yang diperlukan untuk membina moralitas islam. Dari itu mertilah kita menyempurnakan pandangan dan pemahaman tentang ketiga tingkatan moralitas islam tersebut (iman, islam dan ihsan) beserta susunannya yang alamiah.

baca selengkapnya di:
iskicha:TINGKAT MORALITAS ISLAM DALAM QUR'AN DAN HADITS

__

PRAKTEK MENGHADAPI EMPAT MAQODARULLOH

1. Bersyukur Ketika Mendapat Nikmat


2. Istirja’ Ketika Mendapat Musibah


3. Sabar Menghadapi Cobaan atau Penganiayaan


4. Bertaubat Ketika Berbuat Salah

Mudah-mudahan kita semua selalu mendapatkan qodar yang baik dari Alloh dan di beri selalu bisa ridho dengan segala ketentuan-ketentuan dari ilahi robbi. Amiiin

baca selengkapnya di:
iskicha: PRAKTEK MENGHADAPI EMPAT MAQODARULLOH

_

Rabu, 14 Mei 2008

10 ( SEPULUH ) KIAT / TIPS AGAR SEHAT JASMANI DAN ROHANI

1. Berolahragalah secara teratur dan terukur, untuk meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan mood, dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.

2. Cintailah diri sendiri, dengan menjaga keseimbangan kehidupan pribadi sembari merawat kepribadian Anda.

3. Cintailah sesama, dengan mencari teman yang bisa diajak bicara, curhat, dan saling mengerti pribadi masing-masing.

4. Berpikirlah secara proporsional, agar terhindar dari pengaruh yang buruk / negatif.

5. Milikilah sifat pemaaf, sebab ini merupakan nilai lebih dalam pergaulan.

6. Hadapi dan selesaikan setiap problem dengan tenang, agar hidup menjadi damai tanpa beban.

7. Kreatiflah dalam lingkungan sekitar, sehingga Anda mendapatkan penilaian positif di lingkungan Anda.

8. Anggaplah setiap pekerjaan sebagai HOBI, sehingga Anda dapat menikmatinya, terutama pekerjaan yang rutin.

9. Hiduplah di masa kini, dengan mengikuti tren dalam hal-hal tertentu sebatas yang bisa diterima, tidak melanggar aturan-aturan agama.

10. Milikilah harapan ke masa depan, maka Anda akan menjadi senang dan tenang dalam bekerja dan bergaul, yang akan tercermin di wajah yang selalu tampak ceria.

_

Senin, 12 Mei 2008

ENAM TABIAT LUHUR YANG HARUS DIMILIKI

Enam tabiat/perilaku yang perlu dimiliki dan dipraktekkan dalam keluarga, sebagai kehidupan sosial terkecil dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu :

kelompok pertama terdiri dari:

(1) rukun, (2) kompak, dan (3) kerjasama yang baik. Ketiga tabiat/perilaku ini diaplikasikan dalam kehidupan keluarga maupun kehidupan dalam masyarakat dan ini merupakan perilaku/tabiat sosial (social behaviour).

kelompok kedua terdiri dari:

(4) jujur, (5) amanah, dan (6) mujhid muzhid. Ketiga tabiat/perilaku ini merupakan perilaku individu (individual behaviour).

Secara rinci enam tabiat luhur baik pengertian maupun sumber hukumnya akan diuraikan dibawah ini:


1. Rukun,

berarti dalam kehidupan keluarga/bermasyarakat diantaranya mempunyai ciri-ciri/sifat sebagai berikut :

- Tidak punya unek-unek jelek, dengki, iri hati kepada sesama.

- Saling mengasihi, saling memaafkan, bantu membantu dan tolong menolong dalam kebaikan, kuat memperkuat dan saling mendoakan yang baik.

- Kalau bertemu diusahakan dengan penampilan wajah ceria.

Perilaku rukun ini sebagaimana sabda Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam :

تَرَى اْلمُؤْمِنِيْنَ فِى تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ اِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى * رواه البخارى

“Engkau (Muhammad) melihat orang-orang iman didalam saling menyayangi, saling menyenangi, dan saling mengasihinya mereka sebagaimana sekujur tubuh, ketika salah satu anggotanya sakit maka seluruh tubuhnya ikut merasakan sakit, yaitu dengan tidak bisa tidur dan demam / panas dingin.”


2. Kompak,

berarti perilaku yang dipraktekkan dalam kehidupan keluarga / bermasyarakat diantaranya dalam kegiatan-kegiatan yang telah disepakati dikerjakan bersama-sama dengan giat, senang, gembira, seia sekata, sehingga digambarkan yang satu terhadap yang lainnya, sebagaimana bangunan satu yang komponennya saling memperkuat.

Kekompakan ini sebagaimana disabdakan oleh Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam :

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا * رواه البخارى

Orang iman terhadap orang iman yang lain sebagaimana bangunan yang bagian-bagiannya saling memperkuat.”


3. Kerjasama yang baik,

berarti dalam kehidupan sehari-hari dapat saling peduli, saling mendukung, saling melancarkan, tidak jegal menjegal, tidak jatuh menjatuhkan, tidak rugi merugikan dan tidak fitnah menfitnah.

Kerja sama yang baik ini sebagaimana firman Alloh dalam Al-Qur`an:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى اْلبِرِّ وَالتَّقْوى وَلاَ تَعَاوَنُوا عَلَى اْلإِثْمِ وَاْلعُدْوَانِ … الأية * سورة المائدة ٢

Dan tolong menolonglah kalian atas kebaikan dan ketaqwaan dan jangan tolong menolong atas dosa dan permusuhan . . .”


4. Jujur,

berarti dalam kehidupan sehari-hari secara individu selalu berkata yang benar, tidak dusta, tidak menipu, dan berbicara apa adanya.

Tabiat jujur ini sebagaimana Firman Alloh dalam Al-Qur`an :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ أمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ * سورة التوبة ١١٩

“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Alloh dan hendaklah kalian berada bersama orang-orang yang jujur.”


5. Amanah,

berarti dalam kehidupan sehari-hari secara individu orang tersebut bisa dipercaya dan menjaga kepercayaan yang diberikan kepadanya, tidak berkhianat (tidak merusak kepercayaan) dan menyampaikan barang yang benar/haq kepada yang berhak menerimanya.

Perilaku ini diperkuat oleh firman Alloh dalam Al-Qur`an :

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا اْلأَمَانَاتِ إِلى أَهْلِيهَا … الأية * سورة النساء ٥٨

Sesungguhnya Alloh memerintah kepada kalian untuk mendatangkan/menyampaikan amanat-amanat kepada ahlinya . . .”

Sabda Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam :

أَدِّ اْلأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ وَلاَ تَخُنْ مَنْ خَانَكَ * رواه الترمذى

“Sampaikanlah amanat pada orang yang mempercayaimu, dan janganlah mengkhianati orang yang mengkhianatimu (jangan membalas dengan kejahatan).”


6. Mujhid-muzhid.

Seseorang dapat dikatakan hidupnya mujhid, apabila dalam kehidupan sehari-hari kerjanya giat, semangat dan berhasil serta kurup sesuai dengan kerja tersebut. Selanjutnya seseorang dapat dikatakan muzhid, apabila dalam kehidupan sehari-harinya mengatur penghasilannya dengan pola hidup hemat, gemi, tidak boros dan dapat mengukur antara kemauan dengan kemampuannya.

Sebagaimana sabda Rosululloh Shollallahu ‘alaihi wasallam :

قَدْ أَفْلَحَ الْمُزْهِدُ الْمُجْهِدُ * رواه أحمد

“Sungguh beruntung orang yang tirakat (hidup hemat) dan mempersungguh (bekerja giat).”

Senin, 21 April 2008

AHLAQ DAN BUDI PEKERTI ORANG IMAN

وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ أَخْلاَقِ الْمُؤْمِنِ :

١ - قُوَّةً فِي دِيْنٍ :

> Orang beriman itu harus kuat memegang teguh pendiriannya, kuat memegang teguh keyakinannya, tidak mudah terpengaruh keadaan dan tidak lemah karena cobaan.

٢ - وَحَزْمًا فِي لِيْنٍ :

> Orang yang beriman itu harus mampu memberi penilaian yang benar, tegas dalam

mengambil sikap tetapi berlapang dada, mudah menerima nasehat, pitutur dan pengarahan2,

tidak membela diri karena kuwatir jatuh harga dirinya, bisa sakdermo, hatinya gampangan untuk

di ajak maju, berprestasi yang lebih baik dan menuju kearah kesempurnaan.

٣ - وَإِيْمَانًا فِي يَقِيْنٍ :

> Orang yang beriman itu imannya mantab, yaqin terhadap kebenaran yang diperjuangkan,

tidak ragu2 dalam menunjukkan kebenaran, rela berkorban demi suksesnya cita2 kebenaran Qur'an Hadist Jama'ah

٤ - وَحِرْصًا فِي عِلْمٍ :

> Orang yang beriman itu selalu mengaharapkan bertambahnya ilmu sebagai modal

pengetahuan kebenaran, tidak kenyang2nya mencari ilmu selama hayat masih di kandung badan

٥ - وَشَفَقَةً فِي مِقَةٍ :

> Orang yang beriman itu harus selalu kuwatir dan takut jangan2 amal sholih yang telah

di kerjakan itu belum cukup untuk bekal menghadap kehadhirot Alloh, sehingga mempunyai

semangat yang tinggi untuk beramal lebih banyak. Tetapi juga merasa berbahagia, tentram

dan tenang karena usahanya itu pasti berakhir dengan kemenagan, menerima keridhohan

dari Alloh yaitu surga Alloh selamat dari neraka Alloh.

٦ - وَحِلْمًا فِي عِلْمٍ :

> Orang yang beriman itu mempunyai sifat tekun, telaten, tidak gampang putus asa dalam

mencari ilmu, Sabar dan aris hatinya dalam menimba ilmu Al- Qur'an dan Al- Hadist sebagai satu2 nya kebenaran.

٧ - وَقَصْدًا فِي غِنًى :

> Orang yang beriman itu mempunyai sifat sederhana dalam hidup, walaupun kaya raya

tetapi mengerti haq nya harta sehingga berani ngebosi untuk perjuangan agama Alloh.

٨ - وَتَجَمُّلاً فِي فَاقَةٍ :

> Orang yang beriman itu mempunyai sifat selalu menjaga kebersihan, walaupun melarat /

miskin tetap mau merias diri / meramut dirinya, dan selalu menjaga harga dirinya sebagai orang iman ( tetap budi luhur ).

٩ - وَتَحَرُّجًا عَنْ طَمَعٍ :

> Orang yang beriman itu merasa dosa terhadap perbuatan Thoma’, dan hidupnya sederhana

tidak grangsang, tidak ongso2, bisa menerima pembagian dari Alloh / nrimo ing pandum tetapi tetap berusaha.

١٠ – وَكَسْبًا فِي حَلاَلٍ :

> Orang yang beriman itu selalu berusaha / bekerja dari usaha / pekerjaan yang halal.

١١- وَبِرًّا فِى اسْتِقَامَةٍ :

> Orang yang beriman itu selalu tetap Istiqomah, rutin, tekun dalam melakukan kebajikan.

١٢- وَنَشَاطًا فِى هُدًى :

> Orang yang beriman itu selalu terampil, trengginas, semangat didalam memperjuangkan agama,

tidak aras2en, berat hati, tetapi ringan kaki dan ringan tangan.

١٣- وَنَهْيًا عَنْ شَهْوَةٍ :

> Orang yang beriman itu selalu dapat mengendalikan diri, tidak selalu menuruti syahwat /

hawa nafsu dan keinginan yang tidak manfaat / mubadzir.

١٤- وَرَحْمَةً لِلْمَجْهُوْدِ :

> Orang yang beriman itu selalu kasih sayang kepada orang yang menderita, orang miskin,

orang yang berat menghadapi kehidupan / orang melarat.

١٥- وَإِنَّ الْمُؤْمِنَ مِنْ عِبَادِ اللهِ لاَ يَحِيْفُ عَلَى مَنْ يُبْغِضُ :

> Orang yang beriman itu tidak menyimpang dari garis2 kebenaran walaupun terhadap

orang yang paling sering membikin dia marah dan geram.

١٦- وَلاَ يَأْثَمُ فِى مَنْ يُحِبُّ :

> Orang yang beriman itu selalu cinta kepada seseorang tidak menimbulkan pelanggaran2,

tidak menerjang larangan2 agama sehingga melakukan perbuatan dosa.

١٧- وَلاَ يُضَيِّعَ مَااسْتُوْدِعَ :

> Orang yang beriman itu tidak menyia2kan / menyelewengkan titipan, kalau ada titipan

maka segera di serahkan kepada yang berhaq menerima ( bisa amanah ).

١٨- وَلاَ يَحْسُدُ وَلاَ يَطْعَنُ وَلاَ يَلْعَنُ :

> Orang yang beriman itu tidak drengki, tidak suka menuduh jelek kepada sesama orang iman

dan tidak suka saling melaknat.

١٩- وَيَعْتَرِفُ بِالْحَقِّ وَإِنْ لَمْ يُشْهَدْ عَلَيْهِ :

> Orang yang beriman itu selalu mengakui kesalahan2 yang di perbuat walaupun tidak ada orang

yang menyaksikan perbuatannya, bisa taubat atas pelanggarannya meskipun tidak ada orang yang menyaksikannya.

٢٠- وَلاَ يَتَنَابَزُ بِاْلأَلْقَابِ :

> Orang yang beriman itu tidak mau memangil orang iman dengan panggilan yang menyakitkan hati

seperti: yaa kafir…, yaa fasiq…, yaa munafiq… dll.

٢١- فِى الصَّلاَةِ مَتَخَشِّعًا إِلَى الزَّكَاةِ مُسْرِعًا :

> Orang yang beriman itu selalu khusu’ didalam sholatnya, dan cepat2 mengeluarkan zakat

jika hartanya sudah sampai nishob.

٢٢- فِى الزَّلاَزِلِ وَقُوْرًا :

> Orang yang beriman itu sabar, tabah, tahan uji dan tenang didalam menghadapi fitnah, cobaan, dan gegeran.

٢٣- فِى الرَّخَاءِ شَكُوْرًا :

> Orang yang beriman itu selalu memperbanyak syukur kepada Alloh di waktu longgar, aman fi amanillah.

٢٤- قَانِعُا بِالَّذِى لَهُ لاَ يَدَّعِى مَا لَيْسَ لَهُ :

> Orang yang beriman itu selalu menerima yang menjadi miliknya, nrimo ing peparing

dan tidak mengaku2 yang bukan miliknya dan tidak gasab.

٢٥- وَلاَ يَجْمَعُ فِى الْغَيْظِ :

> Orang yang beriman itu tidak menanam dendam kesumat dan tidak menumpuk2 dendam

yang membawa pada permusuhan / kerusakan sesama orang iman.

٢٦- وَلاَ يَغْلِبُهُ الشُّحُّ عَنْ مَعْرُوْفٍ يُرِيْدُهُ :

> Sifat kikir dan bakhilnya orang iman itu tidak mencegah untuk berbuat kebaikan

meskipun hatinya merasa berat, tetapi karena itu barang baik maka tetap di kerjakan.

٢٧- يُخَالِطُ النَّاسَ كَيْ يَعْلَمُ وَيُنَاطِقُهُمْ كَيْ يَفْهَمَ :

> Orang yang beriman itu mau bergaul dengan manusia umumnya walaupun terhadap

yang berbeda pendapat faham agama, golongan, ras, suku dan mau berbicara dan

bermusyawaroh dengan manusia, tetapi tidak terpengaruh.

٢٨- وَإِنْ ظُلِمَ وَبُغِيَ عَلَيْهِ صَبَرَ حَتَّى يَكُوْنَ الرَّحْمَنُ هُوَ الَّذِى يَنْتَصِرُ لَهُ : رواه الحاكم

> Orang yang beriman itu jika di aniaya tetap sabar sehingga Alloh yang maha murah memberi pertolongan.

Minggu, 20 April 2008

NARKOBA / NAPZA

(Narkotika, Alkohol, dan Bahan Adiktif / Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif)

Sebenarnya apakah Narkotika, Drugs, dan NAPZA itu ?

Narkotika dikenal secara umum sejatinya adalah sebagai obat-obatan yang digunakan untuk maksud yang khusus dan dalam dosis yang tertentu, namun dalam tema pembicaraan kita ini disalahgunakan penggunaannya। Drugs, diambil dari bahasa Inggris yang artinya obat-obatan, sedangkan NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif. Zat Adiktif itu adalah zat yang dapat menimbulkan ketergantungan (menjadi ketagihan) terhadap penggunanya.

Baca selengkapnya : Nazpa / Narkoba

:)

Sabtu, 19 April 2008

Dari visi victory

Para ahli psikologi telah membuktikan bahwa kualitas hidup seseorang
sangat dipengaruhi oleh sikap mentalnya.  Orang yang mempunyai sikap 
mental negatif, cenderung menarik hal-hal yang negatif terjadi dalam 
hidupnya.  Sebaliknya, orang yang mempunyai sikap mental positif, 
menarik hal-hal yang positif.

Bila anda ingin lebih bahagia, lebih sejahtera dan lebih berhasil.
Anda perlu mengembangkan sikap mental yang positif ...
so, dibawah ini ada beberapa kiat yang sudah terbukti dan teruji ...
simak aja ...
* Berusahalah untuk selalu melihat sisi POSITIF dibalik setiap
  situasi yang negatif.  Ambillah hikmah dibalik setiap musibah,
  carilah berkah dibalik setiap masalah, petiklah pelajaran dibalik
  setiap kegagalan.  Dengan menemukan hal-hal POSITIF, anda tidak
  akan dikalahkan oleh situasi yang negatif.  Misalnya, anggaplah
  kegagalan sebagai sukses yang tertunda.  Anggaplah hambatan2
  sebagai tantangan bukan ancaman.  Jadikan kondisi sakit sebagai
  momen untuk mulai menghargai dan memelihara kesehatan
~ Temukanlah sikap, kebiasaan atau keyakinan yang bersifat negatif.
  Sadarilah betapa semua itu sangat merusak kehidupan dan kepribadian
  Lalu, ubahlah dengan sikap, kebiasaan atau keyakinan yang bersifat
  POSITIF.  Misalnya, kebiasaan menunda diganti dengan kebiasaan
  bertindak, sikap mudah putus asa diganti dengan sikap pantang
  menyerah, keyakinan bahwa masa depan suram diganti dengan keyakinan
  bahwa masa depan pasti cemerlang bila kita mempersiapkannya dengan 
  baik.
^ Milikilah keyakinan bahwa untuk setiap masalah selalu ada jalan
  keluarnya.  Tentu saja keyakinan itu sendiri tidak akan
  menyelesaikan masalah, namun keyakinan itu dapat membuat anda lebih
  efektif dalam mengatasi masalah.
* Biasakanlah mengatakan kebenaran yang POSITIF kepada diri sendiri.
  Tidak perlu menyangkal seakan-akan situasi yang negatif itu tidak
  ada.  Akuilah dengan jujur keadaan sebenarnya, namun kalahkanlah
  dengan pernyataan yang POSITIF.  Misalnya, " Hari ini saya memang
  gagal, tetapi besok pasti lebih baik ", " Ujian ini memang berat,
  tetapi saya pasti bisa lulus ".
~ Milikilah perbendaharaan kata-kata POSITIF sebanyak mungkin dan
  royallah mengucapkannya.  Misalnya, " saya gembira ", " saya tidak
  akan menyerah ", " saya optimis akan berhasil ", dsb.  Ingatlah
  selalu bahwa kata-kata yang diucapkan itu sangat mempengaruhi
  kehidupan anda.  Kata-kata yang negatif merusak kehidupan,
  sebaliknya kata-kata yang POSITIF membangun kehidupan yang
  berkualitas
^ Carilah atmosfir POSITIF dan hiruplah sebanyak mungkin.  Bergaullah
  dengan orang-orang yang berpikiran POSITIF, bijaksana dan
  berwawasan luas.  Bacalah buku-buku atau artikel yang memotivasi
  anda untuk maju.  Kalau memungkinkan, rajinlah menghadiri seminar2
  mengenai kepribadian dan pengembangan diri
* Waspadalah terhadap polusi negatif dari orang lain.  Betapapun
  disiplinnya anda menjaga pikiran, anda tetap dapat terkontaminasi
  oleh kata-kata negatif yang diucapkan oleh orang kepada anda.
  Misalnya, " sudahlah, itu mustahil !! ", " kamu tidak akan
  berhasil ", " hidup ini sulit ", " krismon ini membuat kita semua
  miskin ", dsb.  Jangan biarkan polusi dari luar itu merusak
  pikiran POSITIF anda.  Tangkallah dengan pernyataan yang POSITIF
  baik diucapkan maupun hanya di dalam hati.
~ Waspadalah terhadap munculnya perasaan negatif yang dapat merusak.
  Diantaranya : rasa putus asa, frustasi, depresi, benci dsb.
  Cobalah temukan penyebabnya dan akuilah dengan jujur, kemudian
  kendalikanlah dengan pikiran POSITIF.  Misalnya, rasa iri hati bila
  ditelusuri mungkin bersumber dari perasaan tidak mampu.  Dan itu
  seharusnya memacu kita untuk meningkatkan kemampuan.  Rasa frustasi
  dan dipresi mungkin akibat kekecewaan yang berakumulasi.  Cobalah
  menetralisir dengan mencari hiburan, refreshing, dsb
^ Perkuatlah pikiran yang POSITIF dengan perbuatan-perbuatan POSITIF.
  Sebagai contoh  :  olahraga pagi adalah tindakan POSITIF
  dibandingkan bermalas-malasan ditempat tidur, berpenampilan rapih
  lebih POSITIF dibanding dengan penampilan seadanya, bergaul lebih
  POSITIF daripada mengurung diri di rumah, bermain musik atau
  membaca lebih POSITIF dibandingkan melamun, dsb
* Biasakanlah mengucap syukur denga sungguh-sungguh.  Bukti-bukti
  menunjukkan bahwa ada kekuatan di balik ucapan syukur.  Orang-orang
  yang dapat mensyukuri hidup adalah orang-orang yang dapat lebih
  menikmati hidup karena bagi mereka hidup adalah anugerah yang luar
  biasa.  Bila anda mengalami kesulitan untuk mengucap syukur,
  kunjungilah teman yang sedang dirawat di rumah sakit, mampirlah ke
  Panti Asuhan atau Rumah Jompo.  Nanti anda dapat mulai mensyukuri
  kehidupan dan kesehatan yang tidak ternilai harganya.
~ Percayalah dan serahkanlah seluruh hidup anda kepada Tuhan.  Ini
  adalah langkah utama untuk dapat membentuk sikap mental POSITIF.
  Hubungan yang baik dengan Tuhan akan membuat anda merasa damai
  sejahtera.  Dengan hati yang sejahtera, anda dapat hidup lebih
  tenang, lebih realistis dan lebih P O S I T I F ...
SEMUANYA TERGANTUNG PADA KITA ...
WAKTU YANG TUHAN BERIKAN PADA KITA SEBAGAI MAKHLUK CIPTAANNYA
ADALAH SAMA .. 24 JAM .. KALAU ORANG LAIN DAPAT BERSIKAP
    P O S I T I F ... MENGAPA DIRI KITA TIDAK BISA ...
               - - mari bersikap mental PoSiTif - -

  © Free Blogger Templates Spain by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP